-->
News Update :

Tuesday, October 23, 2012

Hadits ke-5 Kitab Arba'in Nawawi ke-1

oleh: Ustad M Dawud Arif Khan


Alhamdulillah, kita teruskan pengajian Kitab Arba'in Nawawi yang sudah dimulai Ramadhan kemaren.


Hadits ke-5:

عَنْ أُمِّ المُؤمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللهُ عَنْهَا - قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : (مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ) رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ، وفي رواية لـمُسلِمٍ (مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ).
Bahasa Indonesia
Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang membuat-buat hal yang baru dalam urusan kami (ibadah) yang tidak ada dasarnya dari agama maka perbuatan itu tertolak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam salah satu riwayat Muslim disebutkan, Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak memiliki dasar dalam agama kami maka amal itu tertolak.


Pembahasan dimulai dengan kesalahan-kesalahan dalam memahami Bid'ah:



Kesalahan pertama

menyatakan bahwa semua bid'ah itu sesat tanpa kecuali dengan mendefinisikan bid'ah sebagai "segala perbuatan ibadah yang tidak ada contohnya di masa Rasulullah SAW".
Perlu diketahui bahwa definisi seperti itu tidak pernah termuat dalam Kitab Hadits mana pun. Definisi tersebut dibuat oleh Imam Izzuddin bin Abdissalam dan makna yang serupa juga oleh Imam An-Nawawi. Pembuat definisi sendiri memilih pendapat bahwa bid'ah itu ada 2 macam, yaitu bid'ah yang baik dan bid'ah yang jelek.
Bila definisi yang digunakan adalah definisinya Imam Syatibi, "Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat yang menyerupai syari’at, yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala" atau definisi "Semua perbuatan ibadah yang tidak ada dalil sandarannya dari AL-Qur'an dan Hadits", maka kita semua sepakat bahwa semua bid'ah sesat tanpa kecuali. Namun, yang banyak terjadi akhir2 ini adalah orang menggunakan definisi yang pertama, tapi menolak adanya bid'ah hasanah. Ini jelas tidak benar, karena pembuat definisi sendiri berpendapat bahwa bid'ah itu ada 2 macam.
Mari kita lihat fakta-fakta berikut:
1. Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengadakan dalam Islam sunnah hasanah (sunnah yang baik) maka diamalkan orang kemudian sunnahnya itu, diberikan kepadanya pahala sebagai pahala orang yang mengerjakan kemudian dengan tidak mengurangkan sedikit juga dari pahala orang yang mengerjakan kemudian itu.
Dan barangsiapa yang mengadakan dalam Islam sunnah sayyiah (sunnah yang buruk), maka diamalkan orang kemudian sunnah buruknya itu, diberikan kepadanya dosa seperti orang yang mengerjakan kemudian dengan tidak dikurangi sedikitpun juga dari dosa orang yang mengerjakan kemudian itu.” (H.R. Imam Muslim).
2. Nabi SAW bersabda: “Ikutlah dua orang sesudahku, Abu Bakar dan Umar.” (HR Imam Tirmidzi)
3. “Sesungguhnya siapa yang hidup sesudahku di antara kalian maka ia akan melihat perselisihan (paham) yang banyak. Maka pegang teguhlah sunnahku dan sunnah Khalifah ar-Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah dan gigitlah dengan gerahammu ......” (HR Abu Dawud)
4. Dari Mu’adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah SAW. ketika mengutusnya ke Yaman bertanya kepada Mu’adz: ”Bagaimana caranya engkau memutuskan perkara yang dibawa kehadapanmu?”
“Saya akan memutuskannya menurut yang tersebut dalam Kitabullah”, kata Mu’adz.
Nabi bertanya lagi, ” Kalau engkau tidak menemukannya dalam Kitabullah, bagaimana?”
Jawab Mu’adz,”Saya akan memutuskannya menurut sunnah Rasul”.
Nabi bertanya lagi,” Kalau engkau tak menemui itu dalam sunnah Rasul, bagaimana?”
Mu’adz menjawab,” Ketika itu saya akan ber-ijtihad, tanpa bimbang sedikitpun”.
Mendengar jawaban itu Nabi Muhammmad SAW meletakkan tangannya ke dadanya dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq utusan Rasulullah sehingga menyenangkan hati Rasul-Nya”. (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud)

Perhatikan!
Apabila kita menggunakan definisi yang pertama, maka mengatakan bahwa "semua bid'ah sesat tanpa kecuali" jelas bertentangan dengan hadits2 di atas. Namun, bla kita menggunakan definisi yang berikutnya, maka "semua bid'ah sesat tanpa kecuali" adalah benar adanya.


pembahasan belum selesai lho..



 

© Copyright IMAN STAN 2010 -2011 | | Published by Borneo Templates .