-->
News Update :

Sunday, October 28, 2012

Kang Ahmad Fakhry Himawan

Pertanyaan 
Assalamu'alaikum
Izin bertanya lagi ya, para sedherek, asatidz, mohon jgn bosan menjawab pertanyaan2 sy..
  1. Aswaja bilang: Ayah dan Ibu Nabi SAW di surga, mereka punya dalil. Sementara Wahabi bilang: Ayah dan Ibu  Nabi SAW di neraka, mereka punya dalil juga. Mana yg benar? Mohon penjelasannya..
  2. Al Qur'an itu kalam atau makhluk? Bedanya antara kalam dengan makhluk apa?Atas penjelasannya sy ucapkan syukron Jazakumullah ..
Jawab : Oleh Ustad M Dawud Arif Khan 

pertanyaan 1

Perkara orang tua Nabi SAW masuk surga atau tidak bukanlah aqidah pokok yang membuat seseorang dikategorikan beriman atau tidak. Kita tidak diwajibkan menghukuminya, karena memberi pahala, memasukkan orang ke dalam surga atau ke dalam Neraka adalah hak mutlak Allah SWT. 

Namun demikian, jumhur Ulama berpendapat bahwa orang tua Nabi SAW termasuk golongan yang selamat berdasarkan Al-Qur'an Surah Al-Israa' ayat 15: "Barang siapa yang mendapat petunjuk, maka sesungguhnya itu adalah petunjuk untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya kesesatan itu untuk dirinya sendiri (pula). Dan tidaklah memikul beban seorang pemikul akan beban orang lain, dan Kami (Allah) tidak akan mengazab sebelum Kami (Allah) mengutus seorang rasul."


Juga doa Nabi Ibrahim As. dalam Surah Ibrahim ayat 40: "Wahai Tuhanku! Jadikanlah daku orang yang mendirikan sembahyang dan demikianlah juga zuriat keturunanku. Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doa permohonanku."


Juga firman Allah SWT dalam surah Asy-Syua'ara' ayat 217-219: "“Dan bertakwallah kepada ALLAH yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan melihat pula perpindahan badanmu dari (sulbi-sulbi) orang-orang yang bersujud” Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.anhuma bahwa dia berkata: “Yakni di antara tulang-tulang sulbi nenek moyang Nabi Adam As, Nabi Nuh As., dan Nabi Ibrahim As., sampai Allah Ta’ala mengeluarkan baginda SAW sebagai seorang Nabi.” (lihat tafsir Qurthubi dan Thabari)

Beliau SAW bersabda: “Aku sentiasa berpindah-pindah dari benih yang suci dari satu generasi ke satu generasi yang baik-baik (tidak bercampur) bukan dari benih yang kotor dan jahat” (HR Abu Nu’aim)

Juga berdasarkan hadits mutawatir: Nabi saw bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash ra di peperangan Uhud ketika beliau melihat seorang kafir membakar seorang Muslim, maka Rasul saw berkata pada Sa’ad :

“Panah dia, jaminan keselamatanmu adalah ayah dan ibuku!” Maka Sa’ad bin Abi Waqqash ra berkata dengan gembira : “Rasul saw mengumpulkan aku dengan nama ayah ibunya!” (HR Imam Bukhari)

Juga berdasarkan hadits berikut:

Diriwayatkan dari Watsilah bin Asqa’ bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih Nabi Ismail As. dari anak-anak Nabi Ibrahim As., memilih Bani Kinanah dan anak cucu Nabi Ismail As., memilih Quraisy dari Bani Kinanah; memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilih diriku dari Bani Hasyim.” (HR Imam Ahmad dan Muslim)

Dari Sayyidina Abbas Ra. diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan makhluk, lalu Dia menjadikan aku yang terbaik di antara mereka dan dari generasi terbaik mereka. Kemudian Allah Ta’ala memilih kabilah-kabilah, lalu menjadikan aku dari kabilah terbaik. Kemudian Dia memilih keluarga-keluarga, lalu menjadikan aku dari keluarga terbaik. Maka, aku adalah (makhluk) terbaik peribadinya dan terbaik keluarganya.” (HR Ahmad dan at-Turmidhi)


Ini adalah pendapat yang terkuat dalam masalah ini, meski ada pendapat lain yang juga mempunyai sandaran dan argumentasinya sendiri. 

Wa Allah A'lam

Pertanyaan 2

Sedangkan mengenai Al-Qur'an Kalam Allah atau Makhluq, maka perlu difahami bahwa yg dimaksud dengan Al-Qur'an dalam diskursus ini bukanlah lembaran2 yang berisi tulisan ayat-ayat Al-Qur'an, melainkan hakikat dari Al-Qur'an sebagai Kalam Allah.

Orang -orang mu'tazilah dan juga Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa Kalam Allah itu ada suara dan ada huruf, meski keduanya berbeda dalam kesmpulan akhirnya. Kesimpulan akhir Ibnu Taimiyah sangat mengambang, karena dia mengatakan bahwa suara dan huruf itu berbeda dengan suara dan huruf makhluk. Sedangkan kaum mu'tazilah jelas-jelas mengatakan bahwa Al-Qur'an itu makhluk, karena berupa suara dan huruf.


Sedangkan Ahlussunnah wal Jama'ah berpendapat bahwa Al-Qur'an itu adalah Kalam Allah, dan Kalam Allah itu tanpa suara dan tanpa huruf. Dengan demikian merupakan sifat Allah. Dan sifat Allah jelas bukan makhluk.


Ibnu Taimiyah dan juga mu'tazilah menafikan adanya kalam tanpa suara dan tanpa huruf. Namun, hal ini dengan mudah dibantah oleh Ahlussunnah wal Jama'ah yang menunjukkan bahwa suara qalbu itu jelas tanpa suara dan tanpa huruf. 

Wa Allah A'lam.

 

© Copyright IMAN STAN 2010 -2011 | | Published by Borneo Templates .