-->
News Update :

Thursday, June 13, 2013

Adakah Perbedaan Rukun Khutbah antar Imam Mazhab ?



Sebagai ungkapan rindu kepada guru2 dan teman2 IMAN, maka saya bertanya.
Di daerah saya tinggal sekarang, banyak orang2 timur tengah dan bahkan mendominasi terutama untuk urusan imam atau khotib.
Nah, sejujurnya saya bingung karena dalam khutbahnya, si khotib tidak membacakan rukun-rukun sebagaimana saya diajarkan. Kalaupun dibacakan paling hanya hamdalah, syahadat, kemudian rukun yang berikutnya kadang dibacakan kadang tidak. Apalagi di khutbah yang kedua.

1. Apakah ada perbedaan rukun khutbah antara menurut Imam Syafi'i dengan Imam-imam lainnya?
2. Apakah wasiat taqwa dan/atau sholawat boleh dirapel dengan pembacaan ayat al-qur'an?
3. Saya harus bagaimana? Karena jumlah masjid di sini bisa dihitung jari dan jaraknya jauh2, sepertinya tidak mungkin untuk berpindah masjid.

Selama ini (2x) saya berpikir mungkin karena berbeda madzhab jadi saya pasrah saja. Sebagai jaga2 saya sholat dhuhur lagi setelah sholat jum'at.

Mohon bimbingannya para ustadz:)

  • Zia Ul Haq Rukun Khutbah

    Mazhab Imam Syafi'i:
    1. Memuji Allah dalam setiap khutbah pertama dan kedua
    2. Membaca salawat kepada Nabi Muhammad saw dalam setiap khutbah
    3. Berwasiat melakukan ketakwaan dalam setiap khutbah
    4. Membaca satu atau sebagian ayat al-Quran
    5. Doa untuk kebaikan dan ampunan bagi orang-orang beriman pada khutbah kedua
    Menurut mazhab ini, semua rukun tersebut harus disampaikan dalam bahasa Arab, adapun pesan-pesan lain yang tidak termasuk rukun bisa disampaikan dengan bahasa yang dipahami oleh jamaah. 

    Mazhab Hanafi
    Rukun khutbah ada satu; yaitu dzikir secara mutlak, baik panjang maupun pendek. Menurut Mazhab ini bacaan tahmid, atau tasbih, atau tahlil, sudah cukup menggugurkan kewajiban khutbah. Khutbah bisa disampaikan dalam bahasa apa saja, tidak harus bahasa Arab.

    Mazhab Maliki
    Rukun khutbah ada satu hal; yaitu ungkapan yang memuat kabar gembira atau peringatan (tabsyir & indzar). Mazhab ini berpendapat bahwa keseluruhan khutbah harus disampaikan dalam bahasa Arab. Jika tidak ada yang mampu menggunakan bahasa Arab maka kewajiban salat Jum'at gugur untuk dilaksanakan.

    Mazhab Hanbali
    1. Bacaan "alhamdulillah" dalam setiap khutbah
    2. Salawat atas Nabi Muhammad.
    3. Membaca satu atau sebagian ayat al-Quran.
    4. Wasiat untuk melakukan ketakwaan.
    Mazhab ini juga berpendapat bahwa khutbah harus disampaikan dalam bahasa Arab bagi yang mampu. Bagi yang tak bisa berbahasa Arab maka menggunakan bahasa yang dimampui, khusus untuk ayat al-Qur`an tidak boleh digantikan dengan bahasa lain.

    ~
    Rahmatul Ummah I

  • M Dawud Arif Khan Sebaiknya dibicarakan dengan pihak pengurus masjid mengenai keraguan beribadah di situ karena adanya kekurangan rukun khutbah menurut madzhab Syafi'i, sebab sebagaian besar umat Islam di Indonesia bermadzhab Syafi'i.

  • Wan Al pak M Dawud Arif Khan, mas ulum skrng di ostrali. mungkin itu kasus masjid di sana, bukan di indo

  • M Dawud Arif Khan Oooo...he..he.. kalau begitu mas Ulum harus belajar jadi Khatib di sana biar bisa merubah situasi...
  • Muh Dularif tenang aja mas. saya pernah mengalami hal yang sama. coba ingatkan pengurusnya. kalo ndak bisa juga, cari pengurus PCI NU di kota sampeyan, sampekan lewat PCI NU. kalo ndak bisa juga. tetep jumatan, kemudian dzuhuran lagi.

  • Bachrul Ulum hehehe... berat tuh jd khotib, blm bisa dan belum pernah. Semoga bs kenal dg pengurusnya untuk bertanya ttg hal itu.

    @Pak Dawud dan para guru, mohon maaf kemarin tdk sempat mampir untuk pamit dan minta doa, meski sangat ingin melakukannya. Waktunya terlalu mepet. Mohon doa dari sini saja, hehehe:)

  • Safinda Yusuf wah wis tekan ostrali ik mas ulum,,istri diajak mas?

  • Bachrul Ulum belom

  • Ichsan Nafarin semua rukun khutbah boleh dibaca dalam konteks ayat Quran atau hadits, misal :

    Tahmidnya : ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلارْضَ وَجَعَلَ ٱلظُّلُمَـٰتِ وَٱلنُّورَۖ 
    Shalawatnya : Ada nggak ya? Mungkin bisa begini, : مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥۤ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْۖ 
    Sambil baca shalawat setelah مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ 
    Wasiat taqwa : يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ
    وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
    Doa : رَبَّنَآ ٱغْفِرْ لَنَا وَلاخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلايمَـٰنِ وَلا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

    Tapi nggak boleh dirapel satu ayat untuk beberapa rukun.

  • Bachrul Ulum terima kasih semuanya... alhamdulillah. Tapi melihat si khotib yang biasanya khutbah itu masih bingung saya, dia ini pakai madzhab yang mana... hehe (tidak bisa mengenali). Untuk menengahi, saya biasa jum'atan di City Mosque, tapi sekarang udah nggak bisa lagi krn jadwal kuliah mepet, tidak terkejar shg terpaksa di kampus.

No comments:

Post a Comment

 

© Copyright IMAN STAN 2010 -2011 | | Published by Borneo Templates .